BAB I
PENDAHULUAN
a) Latar Belakang
Indonesia adalah salah
satu Negara Agraris terbesar di dunia yang mayoritas penduduknya bermata
pencaharian sebagai petani, dengan komoditas utama adalah padi. Sebagai sumber
pangan selain jagung dan gandum, padi merupakan bahan pangan pokok yang penting
bagi hampir separoh penduduk dunia, terutama di daerah tropik seperti Asia dan
Afrika. Menurut data BPS Saat ini Indonesia menjadi produsen gabah nomer 3
setelah RRC dan India, tetapi dalam produktifitas Indonesia jauh tertinggal.
Bahkan saat ini Indonesia telah mengimpor beras dari Thailand. Rata-rata
produktifitas Indonesia kini 4,5 ton per hektar, sementara di negara lain
mencapai 8 ton per hektar (Anonim, 2004)
Teknik penanaman yang
tidak tepat, informasi teknologi pertanian yang kurang merata dan pengetahuan
budidaya tanaman yang kurang menjadi beberapa kendala rendahnya produktifitas
pertanian di Indonesia, juga didalamnya informasi tentang iklim dan cuaca.
Seperti kita ketahui ada
beberapa unsur iklim yang sangat erat dalam pertumbuhan tanaman, yaitu Curah
Hujan (ketersediaan air), Angin, Suhu dan kelembaban. Air sangat penting untuk
pertumbuhan tanaman seperti, menjaga suhu tubuh tanaman, penyerapan unsur hara
dari dalam tanah, reaksi fotosintesis dan proses kimia yang lain. Angin, suhu
dan kelembaban erat hubungannya dengan masa pembungaan, penyebaran OPT
(Organisme Penggangu Tanaman) seperti hama dan penyakit yang akan menggangu
pertumbuhan tanaman. Karena pentingnya faktor iklim itulah maka perlu dilakukan
pengamatan iklim yang benar, akurat, kontinyu dan terorganisir.
Pengamatan cuaca merupakan
kegiatan yang penting dalam Meteorologi. Pengamatan cuaca dapat dilakukan oleh
manusia maupun dengan menggunakan alat. Stasiun Meteorologi Pertanian Khusus
(SMPK) merupakan suatu stasiun (tempat) yang melakukan kegiatan pengamatan
(pengukuran) keadaan unsur-unsur iklim separti
suhu, angin, curah hujan, penyinaran matahari, penguapan, kelembaban
pada suatu waktu (standar) yang telah ditentukan.
Untuk menghilangkan subyektifitas
data pengamatan manusia secara langsung dengan panca indra maka digunakan
alat-alat (instrumen) pengukur unsur-unsur cuaca atau iklim. Setiap alat
mempunyai cara kerja dan spesifikasi kegunaan tertentu seperti :
Ø
Alat pengukur suhu dipergunakan termometer.
Ø
Alat pengukur curah hujan menggunakan penakar
hujan Observatorium (Obs), penakar hujan otomatis (Hillman).
Ø
Alat pengukur angin menggunakan anemometer.
Ø
Alat pengukur penguapan air dipergunakan
evaporimeter (panci evapori)
Ø
Alat pengukur lama penyinaran matahari
menggunakan Cambell Stokes, Sun Sine Recorder .
b)
Tujuan dan
Manfaat Observasi
·
Tujuan
a.
Diharapkan mahasiswa mampu mengenal dan melihat
langsung alat-alat pendeteksi iklim di stasiun BMKG Indrapuri Aceh Besar.
b.
Diharapkan mahasiswa mampu mengetahui bagaimana cara
kerja alat-alat pendeteksi iklim di staiun BMKG Indrapuri Aceh Besar.
c.
Diharapkan mahasiswa mampu membedakan alat pendeteksi
yang bekerja secara Manual dan bekerja secara Digital.
d.
Mahasiswa mengenal profil stasiun BMKG Indrapuri Aceh
Besar lebih jelas.
·
Manfaat
Observasi
Adapun
manfaat dari pelaksanaan obervasi ke stasiun BMKG indrapuri Aceh Besar ini
yaitu mahasiswa bisa melihat secara langsung berbagai alat pendekteksi iklim
serta bagaimana proses kerjanya. Mahasiswa juga lebih mengetahui perbedaan
antara alat Digital dan Manual.
c) Tempat
dan Waktu Observasi
Tempat :
Stasiun BMKG Indrapuri, Aceh
Besar. Jalan Banda Aceh-Medan Km 27,5 Lampanah Ranjo, Indrapuri, Aceh Besar.
Waktu:
Hari Rabu, 27 Juni 2012.
Pukul 09.00-12.00 WIB.
c)
Metode
Observasi
a.
Metode
Audio
Mahasiswa mendengar penjelasan dan
pengarahan dari pihak staff BMKG
mengenai iklim dan profilnya beserta kelengkapan alatnya.
b)
Metode
Visual
Mahasiswa
melihat layar dengan gambar yang diterakan oleh pihak BMKG yaitu gambar durasi
proses hujan dan gambar alat pendeteksi cuaca lengkap dengan keterangannya.
c)
Metode
di lapangan
Mahasiswa
langsung terjun ke lapangan untuk mengamati dan mencoba pengamatan terhadap
alat-alat pendeteksi iklim di bagian samping kantor BMKG Indrapuri Aceh Besar.
d)
Meode
Pencatatan
Mahasiswa
mencatat hasil pengamatan dari hasil pengarahan dan penjelasan dari kegunaan
alat-alat tersebut pada buku dan mendokumentasikan gambar hasil obsrvasi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.
TAMAN
ALAT–ALAT KLIMATOLOGI
Taman
alat-alat Klimatologi adalah suatu taman dimana alat-alat pengukur unsur-unsur
iklim ditempatkan. Taman alat-alat Klimatologi terdapat pada setiap Stasiun
Klimatologi dan dibangun sedemikian rupa agar dapat beroperasi dengan baik
secara terus menerus paling sedikit 10 tahun.
a.
Ketentuan
Membangun Taman Alat-alat.
Kekhasan taman alat-alat
tersebut menggambarkan persyaratan atau ketentuan-ketentuan dalam membangunnya,
antara lain :
a. Tanahnya
yang datar atau rata dengan ditanami rumput pendek.
b. Tempat
terbuka, letaknya jauh dari pohon-pohon, bangunan penghalang yang tinggi. Jarak
dari pohon atau bangunan penghalang minimal sama dengan tinggi pohon dan atau
bangunan penghalang tersebut. (misalnya terdapat pohon dengan tinggi empat
meter maka jarak taman alat dengan pohon adalah minimal empat meter)
c. Mempunyai
pagar keliling setinggi + 1
meter, untuk melindungi alat-alat dari gangguan hewan dan lain-lainnya.
d. Ukuran atau luas taman alat bervariasi
tergantung dari jenis Stasiun atau jumlah alat-alat yang dipasang didalamnya.
Contoh : berukuran 20 m X 15 m, 40 m X 20 m, 60 mX 40 m dan sebagainya.
e. Arah
taman alat memanjang Utara–Selatan.
f. Alat-alat
pengukur unsur-unsur iklim diletakkan di dalam taman alat.
g. Penempatan
alat-alat pengukur unsur iklim ditentukan sedemikian rupa sehingga tidak
mengganggu satu sama lain. Contoh : Tempat untuk Sangkar Meteorologi (disamping
Anemometer) dipasang Solarimeter atau Cambell Stokes, maka pada suatu saat
bayangan dari tiang Anemometer akan menutupi Solarimeter, sehingga radiasi matahari
yang tercatat akan berkurang.
b.
Pemeliharaan
Alat.
a. Potong
dan bersihkan rumput di Taman Alat paling sedikit 1 kali dalam sebulan.
b. Jangan
menanam/memelihara pohon di dekat Taman Alat.
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
11
|
Keterangan
:
1. Campbell Stokes
2. Eppley Pyrheliometer
3. Actinogradh Bimetal
4. Anemometer 6 m
5. Anemometer 2 m
6. Termometer tanah
7. Sangkar 0,2 m
8. Panci Terbuka
9. Sangkar 1,2 m
10. Penangkar Hujan Helman
11. Penangkar Hujan Biasa
|
Gambar 1. Denah Taman
Alat Ukuran 40 m X 60 m
dan contoh peletakan alat-alat.
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
Keterangan
:
1. Anemometer
2. Sangkar Meteo
3. Penakar Hujan Biasa
4. Penakar Hujan Helman
5. Tiang Teodolit
6. Solarimeter
|
Gambar 2. Denah Taman
Alat Ukuran 15 m X 20 m
dan contoh peletakan alat-alat.
|
- SANGKAR METEOROLOGI {SCREEN}
Sangkar meteorologi (Screen) adalah suatu tempat yang digunakan untuk
meletakkan alat-alat pengamatan cuaca permukaan seperti termometer Bola Kering,
Bola Basah, Termometer Maksimum dan Minimum dan alat lain. Untuk ketelitian
pengukuran suhu udara seyogyanya dihindari dari beberapa macam gangguan lokal
maupun hal-hal lain yang mengurangi kemurnian-kemurnian suhu atmosfer. Beberapa
gangguan yang perlu dihindarkan antara lain :
Ø
Pengaruh radiasi langsung dari matahari dan
pantulannya oleh benda-benda disekitarnya.
Ø
Gangguan tetesan air hujan.
Ø
Tiupan angin yang terlalu kuat.
Ø
Pengaruh lokal gradient suhu tanah akibat
pemanasan dan pendinginan permukaan tanah setempat.
Untuk mengatasi
atau meminimalisir gangguan tersebut di atas alat pengukurnya perlu ditempatkan
pada sangkar meteorologi.
1. Ketentuan Membangun Sangkar Meteorologi.
a.
Sangkar dibuat dari kayu sedemikian rupa sehingga dapat
melindungi/mengelilingi alat didalammnya secara sempurna, tetapi dapat
menunjukkan suhu udara yang sama dengan suhu udara luar.
b.
Kisi pintu Sangkar dibuat rangkap untuk mencegah tiupan
angin secara langsung, tetapi udara yang bebas dapat melalui alat.
c.
Sangkar dibuat berpintu dua, membuka/menutup menghadap
Utara–Selatan. Gunanya untuk mencegah pancaran langsung sinar matahari pada
alat sewaktu melakukan pengamatan. Jika matahari berada pada belahan bumi
Utara, digunakan pintu sebelah Selatan untuk pengamatan dan sebaliknya.
d.
Tinggi lantai (tempat kedudukan alat) 120 cm diatas
permukaan tanah.
e.
Sangkar diletakkan diatas tanah berumput pendek, di
dalam taman alat dengan jarak minimal satu kali tinggi benda yang berada
didekatnya.
2. Pemeliharaan Alat.
a.
Bersihkan Sangkar Meteorologi dari debu dan lumut
sedikitnya satu kali dalam satu bulan
b.
Sangkar dicat satu kali dalam satu tahun dengan
menggunakan cat warna putih.
BAB III
PEMBAHASAN
1.
ALAT
PENGUKUR SUHU UDARA PERMUKAAN, KELEMBABAN UDARA DAN TEMPERATUR TANAH
A. PENGAMATAN
SUHU UDARA PERMUKAAN
Pengamatan Suhu Udara Permukaan
adalah pengukuran suhu udara pada ketinggian 1,20 – 1,25 meter dari permukaan
tanah, dengan satuan suhu udara adalah 0C (Celsius), menggunakan
alat pengukur suhu yaitu Termometer. Selanjutnya suhu udara permukaan diamati
dengan menggunakan Termometer Bola Kering.
1. Termometer
Bola Basah dan Bola Kering.
Sepasang Termometer Bola Basah dan Bola Kering yang ditempatkan vertikal
pada Standard dan terpisah dalam jarak + 5 cm satu sama lain yang
disebut Psycrometer (gambar 4). Jenis ini dipakai untuk pengamatan
temperatur dengan mata yang diletakkan dalam Sangkar Meteorologi. Termometer
Bola Basah dan Bola Kering ini berisi Air Raksa, yang bersifat membasahi
dinding gelas, cepat menerima panas, mengembang dengan teratur, titik didih
tinggi (3570 C) dan merupakan penghantar yang baik.
Pengamatan suhu udara permukaan dilakukan dengan membaca termometer bola
kering. Suhu udara adalah temperatur atau suhu yang ditunjukkan/terbaca pada
Termometer Bola Kering dengan skala dalam satuan derajat Celcius (0C)
dengan tingkat ketelitian 0.2 derajat. Termometer Bola Basah adalah Termometer
Bola Kering yang dibungkus dengan kain Muslin
(kain kasa) yang bersih dan dimasukkan ke dalam dalam Botol yang berisi air
bersih dan diusahakan ada jarak antara kain muslin dalam botol dengan bola
Termometer.
I.
Cara Kerja
Peralatan :
1. Apabila
suhu udara meningkat maka air raksa dalam bola Termometer akan memuai dan
mendesak keluar.
2. Apabila
suhu udara menurun maka air raksa dalam bola Termometer akan menyusut dan
menarik air raksa dalam kolom..
3. Ujung
kolom air raksa pada Termometer Bola Basah dan Bola Kering menunjukkan suhu
udara pada lingkungan.
II.
Cara Pengukuran
dan Pengoperasian :
1. Pengamatan/pengukuran dilakukan pada waktu yang telah ditentukan.
2. Tiap kali membuka sangkar yang pertama dibaca adalah suhu dalam
Termometer Bola Kering, jangan memegang termometer untuk menghindari
pengaruh panas tubuh pengamat terhadap suhu termometer.
3. Yakinkan bahwa garis pandang dari mata kepuncak permukaan air raksa miniscus
adalah mendatar, untuk menghindari kesalahan paralaks (kesalahan sudut baca,
gambar 3).
4. Baca Termometer dengan cepat dan cermat sampai
persepuluhan derajat Celsius terdekat.
300–
290–
–
–
260–
250–
|
28,00
C mata terlalu tinggi (salah)
|
27,20 C mata pada posisi yang benar
|
26,60
C mata terlalu rendah (salah)
|
Gambar 3.
Kesalahan Paralaks
2. Termometer Maksimum
Termometer
ini adalah Termometer air raksa biasa seperti Termometer bola kering.
Perbedaannya ialah terdapatnya bagian yang sempit pada tabung dekat bola
Termometer.
a. Cara Kerja Peralatan :
1. Apabila suhu udara meningkat maka air raksa dalam
bola Termometer akan memuai dan mendesak keluar melalui lubang sempit pada
tabung dekat bola Termometer. Ujung kolom air raksa menunjukkan Temperatur
udara maksimum pada hari tersebut.
2. Apabila suhu turun, kolom air raksa terputus pada
bagian yang sempit ini, segera sesudah air raksa dalam bola termometer menyusut
ujung lain dari kolom air raksa tetap pada tempatnya.
3. Kedudukan air raksa dalam tabung hanya dapat
diturunkan dengan bantuan tenaga mekanis.
Jadi Termometer maksimum menunjukkan suhu udara tertinggi dalam dua batas
waktu pengamatan/pengukuran.
b. Cara Pengukuran dan
Pengoperasian :
1. Untuk keperluan pengamatan Meteorologi dan
Klimatologi pengamatan dilakukan 1 kali sehari pada waktu yang telah ditentukan
yaitu pada sore hari sekitar pukul 18.00 waktu setempat. Dimana suhu udara
tidak akan mengalami kenaikan lagi dalam jangka waktu yang lama.
2. Baca
termometer dengan cermat sampai persepuluhan derajat, Jangan sekali-kali termometer
dipegang sebelum dibaca.
3. Setelah
pembacaan termometer diangkat dari tempatnya kemudian diayunkan 2 X dengan
posisi tangan lurus, untuk mengembalikan air raksa dalam termometer seperti
posisi semula.
- Termometer Minimum
Termometer Minimum adalah termometer alkohol. Termometer jenis ini
dipakai untuk mengukur temperatur yang rendah, karena alkohol mempunyai titik
beku yang rendah (-970 C) dan merupakan penghantar panas yang baik.
Didalam kolom alkohol ini terdapat sebatang gelas kecil yang berwarna kebiru-biruan.
Batang gelas ini dinamakan indeks. Ujung indeks paling jauh
dari bola termometer adalah harga pembacaan.
a.
Cara Kerja Peralatan :
1. Jika suhu turun indeks terdorong kearah bola
termometer oleh permukaan alkohol.
2. Jika suhu naik zat cair ini mengembang, indeks
tetap pada tempat yang paling rendah.
b. Cara Pengukuran dan
Pengoperasian :
1. Pembacaan
alat adalah pada ujung terjauh indeks dari bola termometer.
2. Setelah pembacaan, termometer diangkat dari
tempatnya kemudian termometer dimiringkan dengan posisi bola termometer lebih
tinggi, sambil diamati pergerakan dari indeks hingga indeks mencapai puncak
permukaan alkohol dan diletakkan kembali pada standard seperti posisi semula.
c. Pemeliharaan Alat
1.
Bersihkan termometer dari debu dan lumut.
2.
Tambahkan air termometer bola basah sedikitnya 1 kali
dalam tiga hari atau pada saat air dalam botol berkurang.
3.
Ganti kain kasa atau kain muslin jika telah berlumut
atau kotor.
4.
Periksa air raksa termometer maksimum setelah dibaca
dan sebelum dikembalikan apakah bagian yang sempit pada tabung dekat bola masih
berfungsi baik (lihat apakah air raksa terputus).
5.
Jangan menggoyang termometer minimum seperti termometer
maksimum. Cukup dimiringkan ke arah suhu pada waktu pembacaan.
b
|
c
|
d
|
18 cm
|
20 cm
|
35 cm
|
a
|
e
|
Gambar 4. Psycrometer
|
TERMOMETER UDARA
Keterangan
gambar 4. Psycrometer :
a. Termometer
Bola Basah. d. Termometer
Minimum.
b. Termometer
Bola Kering. e. Penyangga.
c. Termometer
Maksimum.
B. KELEMBABAN UDARA (RELATIF
HUMIDITY – RH)
Relatif Humidity/Kelembaban Udara (RH) adalah perbandingan tekanan uap
air dalam gas terhadap tekanan uap air maksimum pada suhu tertentu yang
dinyatakan dalam persen (%). Relatif Humidity di ukur secara langsung dengan
alat yang disebut
Hygrograf , dan juga dapat ditentukan
secara tidak langsung melalui pembacaan Psycrometer
(Termometer bola basah dan bola kering, gambar 4). Dikatakan tidak langsung
karena Relatif Humidity didapat dari perhitungan hasil pembacaan suhu bola
basah dan bola kering. Sehingga diketahui hubungan antara pembacaan bola basah
dan bola kering dan tekanan uap pada saat itu.
- Cara Pengukuran dan Pengoperasian
Untuk mempermudah pengamatan Relatif Humidity atau kelembaban udara,
Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG), telah membuat Tabel penentuan Relatif
Humidity (RH) berdasarkan hasil pembacaan Termometer Bola Basah dan Termometer
Bola Kering.
Hal-hal yang
perlu diperhatikan :
1. Jarak Antara Bola Termometer (basah & kering)
dengan lantai adalah 18 cm.
2. Jarak antara besi penyangga Termometer (maksimum
& minimum) dengan lantai adalah 35 cm.
3. Letak Psycrometer didalam sangkar pada jarak
minimum 10 cm terhadap dinding sangkar dan alat-alat lain.
C. TEMPERATUR TANAH
Selain mengukur suhu udara, Stasiun
Meteorologi Pertanian Khusus (SMPK) juga mengamati/mengukur suhu tanah pada
kedalaman 0 cm, 5 cm, 10 cm, 20 cm, 50 cm, 100 cm. Sesuai dengan ketetapan
(standard) dari WMO (World Meteorological Organization). Temperatur tanah
dibedakan atas dua macam yaitu, temperatur tanah berumput pendek dan temperatur
tanah gundul. Perbedaan terletak pada keadaan permukaan tanah dimana termometer
ditempatkan ditanami rumput pendek atau tidak sama sekali (gundul).
1. Cara Kerja Peralatan :
a.
Prinsip kerja alat sama dengan termometer bola kering
biasa yaitu, apabila suhu dalam tanah meningkat maka air raksa dalam bola
termometer akan memuai dan mendesak keluar dan juga berlaku sebaliknya.
b. Ujung
kolom air raksa menunjukkan suhu tanah pada kedalaman termometer yang sedang
diamati.
2. Cara Pengukuran dan Pengoperasian :
a.
Pengamatan/pengukuran dilaksanakan pada waktu yang telah ditentukan.
b. Mata pengamat usahakan sejajar dengan permukaan
air raksa dalam termometer, hindari kesalahan paralaks dalam pembacaan suhu.
3. Pemeliharaan Alat :
a. Bersihkan termometer dari debu dan lumut.
b. Bersihkan areal termometer tanah gundul dari
rumput/tanaman.
c. Pelihara areal termometer tanah berumput dengan
rumput pendek dan bersihkan dari tanaman pengganggu.
TERMOMETER TANAH
IV. ALAT PENGUKUR CURAH HUJAN
A.
Penakar Curah Hujan Biasa (Type Obs)
Penakar hujan ini termasuk jenis
penakar hujan biasa non recording
atau tidak dapat mencatat sendiri. Dengan bentuk sederhana terdiri dari sebuah
corong, mulut corong (bagian atas) berbentuk lingkaran dengan luas 100 cm2.
Bagian bawah corong merupakan tempat penampungan air hujan. Penakar hujan ini
termasuk tipe kolektor yang
menggunakan gelas ukur khusus untuk mengukur curah hujan dalam skala mm
(milimeter).
1. Cara Kerja Peralatan :
a. Air hujan
yang masuk melalui corong dialirkan kebagian penampungan air hujan.
b. Air yang tertampung dikeluarkan melalui kran dan
diukur dengan menggunakan gelas penakar.
2. Cara Pengukuran dan Pengoperasian :
a. Pengamatan
dilakukan setiap hari pada jam 07.00 waktu setempat.
b. Buka kunci
gembok, letakkan gelas ukur dibawah kran dan kemudian kran dibuka.
c. Jika curah hujan diperkirakan melebihi 25 mm atau
(sesuai skala gelas), sebelum air yang ditampung dalam gelas mencapai 25 mm,
kran ditutup dulu, lakukan pembacaan dan catat. Kemudian air dalam gelas
dipindah dan pengukuran dilanjutkan kembali sampai air dalam penakar habis
diukur. Selanjutnya seluruh hasil pembacaan dicatat dan di jumlahkan.
d. Untuk pembacaan curah hujan lebih kecil dari 0,5
mm ditulis 0 (nol), jika lebih dari 0,5 mm ditulis 1 (satu).
- Pemeliharaan Alat :
a.
Periksa dan bersihkan corong dari sampah/kotoran
sehingga tidak menghambat masuknya air hujan.
b.
Periksa selalu apakah penampungan bocor.
c.
Pakai/gunakan selalu gelas ukur standard yang telah
disediakan.
d.
Setelah pengukuran pastikan kran dalam keadaan
tertutup/terkunci.
Gambar 6. Gelas Penakar
Hujan
|
Alat Penakar Hujan
|
B. Penakar Hujan Otomatis (Tipe Hillman)
Penakar hujan tipa Hillman termasuk penakar hujan yang dapat mencatat
sendiri. Badannya berbentuk silinder dengan tinggi 115 cm. Mulut corong (bagian
atas) berbentuk lingkaran dengan luas 200 cm 2.
1. Cara Kerja Peralatan :
a. Air hujan
masuk melalui corong kemudian masuk terkumpul dalam tabung tempat pelampung.
b.
Air menyebabkan pelampung beserta tangkainya terangkat
naik keatas.
c.
Pada tangkai pelampung terdapat tangkai pena yang
gerakannya mengikuti tangkai pelampung.
d.
Gerakan pena dicatat pada pias yang digulung pada
silinder jam yang berputar secara mekanis.
e.
Jika air dalam tabung hampir penuh (dapat dilihat pada
lengkungan selang gelas) pena akan mencapai tempat teratas pada pias. Setelah
air mencapai atau melewati puncak lengkungan selang gelas maka berdasarkan sistem siphon otomatis air dalam tabung
akan keluar sampai ketinggian ujung selang dalam tabung.
f.
Bersamaan dengan keluarnya air, tangkai pelampung dan
pena turun dan pencatatannya pada pias merupakan garis lurus vertikal.
g.
Jika hujan masih turun, maka pelampung akan naik
kembali seperti diatas.
Dengan demikian jumlah curah hujan dapat dihitung dengan menghitung
jumlah garis-garis vertikal yang terdapat pada pias, dan dapat ditentukan kapan
jatuhnya hujan dan berapa intensitasnya untuk jangka waktu tartentu. Satu kali
pena pias naik menandakan hujan sebanyak 10 mm.
2. Cara Pengukuran dan Pengoperasian :
a.
Buka pintu penakar hujan, singkirkan pena dari pias
lalu angkat silinder jam penakar keatas.
h.
Putar/kunci jam secukupnya, pasang pias pada silinder
yang telah ditulis tanggal pemasangannya.
i.
Letakkan silinder jam pada posisi semula dengan
menyetel/mencocokkan waktu yang ditunjukkan oleh pena pada pias dengan waktu
setempat.
j.
Untuk keperluan pengamatan iklim suatu daerah,
pengambilan pias dilakukan pukul 07.00 waktu setempat.
1. Pemeliharaan Alat :
a.
Periksa dan bersihkan corong dari sampah/kotoran
sehingga tidak menghambat masuknya air hujan.
b.
Periksa selalu apakah jam berfungsi baik, jangan
mengunci jam terlalu ketat.
c.
Periksa selalu apakah tangkai pena berfungsi dengan
baik, jangan membengkokkan tangkai pena. Periksa juga apakah mata pena masih
berfungsi.
d.
Gunakan gelas ukur standard yang telah disediakan,
setelah pengukuran pastikan pintu penakar tertutup dengan baik.
Bibir
Corong luas 200 cm2
|
Leher
Corong
|
Tangkai
Pelampung
|
Silinder
Jam/Kertas Pias
|
Tabung
Tempat Pelampung
|
Panci
Pengumpul
|
Pintu
|
Gambar 7. Penakar Hujan
Tipe Hillman
|
V. ALAT PENGUKUR RADIASI MATAHARI
Untuk keperluan Klimatologi
pengukuran radiasi matahari meliputi dua macam yaitu :
1.
Pengukuran lamanya matahari bersinar atau Sunshine duration ialah lamanya matahari
bersinar sampai permukaan bumi dalam periode 1 hari, di ukur dalam jam.
2.
Pengukuran intensitas radiasi matahari atau intensity of sunshine, dalam satuan gr
Calori cm 2 menit -1.
Periode satu hari disebut dengan panjang hari yaitu jangka waktu matahari
berada diatas horizon. Lama penyinaran ditulis dalam satuan jam sampai nilai
persepuluhan, atau juga ditulis dalam persen terhadap panjang hari.
A. Pengukur Sinar Matahari Jenis Campbell Stokes.
Campbell Stokes digunakan untuk menghitung lama penyinaran matahari atau
panjang hari. Alat ini terdiri dari bola gelas berbentuk bulat berisi masa air
yang terpasang ditengah-tengah sebuah mangkok dengan garis tengah + 15
cm. Pada mangkok dibuat garis-garis jam dan permukaannya dicat hitam. Bola
gelas ini bekerja sebagai lensa dan panas matahari akan membakar pias kertas
ditempat kertas jatuh.
1. Cara Kerja Alat :
a. Sinar Matahari yang melalui bola gelas sedemikian
rupa diteruskan dan difokuskan tepat mengenai pias yang khusus dibuat untuk
alat ini.
b. Bekas sinar matahari akan meninggalkan jejak
dengan terbakarnya pias sesuai dengan kekuatan sinar matahari.
c. Digunakannya bola gelas untuk memfokuskan sinar
matahari secara terus-menerus tanpa terpangaruh oleh perubahan posisi matahari.
d. Jika matahari bersinar sepanjang hari dan
mengenai alat ini akan diperoleh jejak pias terbakar yang tidak putus.
e. Jika matahari tertutup awan dan atau hujan akan
ditinggalkan jejak yang terputus-putus.
Gambar 8. Campbell
Stokes
|
Penyangga Campbell
Stokes
|
Tempat Kertas Pias
|
Bola Gelas Jari-jari 15
cm
|
2. Cara Pengukuran dan
Pengoperasian :
a. Penggantian dan pemasangan pias sebaiknya pada
sore hari setelah pukul 18.00 waktu setempat.
b. Tulis tanggal waktu pemasangan pias pada sebalik
kertas pias.
VI. ALAT PENGUKUR KECEPATAN ANGIN
A.
Anemometer
Kecepatan angin diukur dengan
Anemometer. Ada yang langsung menunjukkan kecepatan angin sesaat, dan ada pula
yang menyatakan panjangnya perjalanan angin. Dalam jangka waktu tertentu, yang
disebut dengan Wind Run. Cup Counter
Anemometer termasuk jenis yang mengukur Wind Run ini. Untuk keperluan pertanian
Cup Counter Anemometer ditempatkan pada ketinggian dua meter dari permukaan
tanah.
1. Cara Kerja Alat :
a.
Angin yang melewati mangkuk menyebabkan mangkuk
berputar. Jauhnya perjalanan angin dicatat pada counter.
b.
Untuk mengetahui kecepatan angin rata-rata selama
jangka waktu tertentu (interval),
dihitung selisih pembacaan pada counter diakhir interval dengan permulaan
interval itu.
2. Cara Pengukuran dan Pengoperasian :
a. Catat
counter pada saat permulaan pengamatan sesuai dengan waktu pengamatan setempat.
b.
Catat counter pada pengamatan berikutnya sesuai dengan
waktu pengamatan yang telah ditentukan.
c.
Hitung kecepatan angin rata-rata dengan satuan
meter/detik (m/dt) selama jangka waktu pengamatan.
3. Pemeliharaan Alat :
a. Pelihara as (sumbu) kepala Cup Counter
Anemometer dengan cara meminyakinya.
- Jangan memutar mangkok pada saat Cup Counter Anemometer sedang beroperasi atau berputar pada saat pengamatan.
Mangkok Cup Counter
|
Counter
|
Tiang Anemometer
|
Gambar 9. Cup Counter Anemometer
|
VII. ALAT PENGUKUR PENGUAPAN
Penguapan
ialah proses perubahan air menjadi uap air. Proses ini dapat terjadi pada
setiap permukaan benda pada temperatur diatas 00C. Faktor-faktor
yang mempengaruhi penguapan adalah temperatur benda dan udara, kecepatan angin,
kelembaban udara, jenis permukaan benda serta unsur-unsur yang terkandung
didalamnya.
Dalam klimatologi dikenal istilah
evaporasi dan evapotranspirasi, Evaporasi adalah penguapan dari permukaan benda
mati atau air yang tergenang, sedangkan Evapotranspirasi adalah penguapan dari
permukaan air, tanah, dan tanaman (transpirasi). Jadi Evapotranspirasi
merupakan gabungan dari tranpirasi dan evaporasi.
A.
Evaporimeter Panci Terbuka
Salah satu alat yang digunakan untuk mengukur evaporasi dipergunakan
Evaporimeter panci terbuka, dengan peralatan antara lain :
- Panci terbuka, terbuat dari besi anti karat dengan ukuran garis tengah 122 cm, dan tinggi 25,4 cm.
- Hook Gauge yaitu alat yang digunakan untuk mengukur perubahan tinggi permukaan air dalam panci. Alat ini terdiri dari sebuah batang yang mempunyai skala mm (milimeter), dan sebuah sekrup yang digunakan untuk mengatur letak ujung jarum pada permukaan air dalam panci. Skrup ini berfungsi sebagai mikrometer yang dibagi menjadi 50 bagian. Satu putaran penuh dari mikrometer mencatat perubahan ujung jarum setinggi 1 mm.
- Still Well adalah bejana yang terbuat dari logam kuningan yang berbentuk silinder dan mempunyai tiga buah kaki. Pada tiap kaki bejana terdapat sekrup yang digunakan untuk menyetel Still Well berdiri horisontal. Pada dasar bejana terdapat sebuah lubang saluran air untuk menjaga permukaan air dalam bejana dan panci tetap sama. Kegunaan yang lain adalah untuk menjaga permukaan air tetap tenang, sehingga penyetelan ujung jarum dapat lebih mudah.
- Flooting Termometer (Termometer Apung). Alat ini merupakan satu set termometer maksimum dan minimum biasa yang diletakkan mengapung diatas panci berfungsi untuk mengukur temperatur air dalam panci.
1. Cara Kerja Alat
a.
Laju penguapan diketahui dan diukur dari perubahan
tinggi permukaan air, melalui pembacaan skala pada Hook Gauge.
b.
Untuk Mengetahui laju penguapan yang terjadi pada
interval waktu tertentu, dihitung selisih pembacaan akhir interval dengan
permulaan interval waktu itu.
2. Cara Pengukuran dan Pengoperasian
a.
Baca dan catan suhu maksimum dan minimum air.
b. Baca dan
catat skala pada Hook Gauge.
c. Putar sekrup Hook Gauge
perlahan-lahan sampai ujung jarum tepat berada pada permukaan air
d. Baca dan catat skala pada Hook Gauge pada
skala yang ditumjukkan oleh sekrup/mikrometer.
e. Lakukan pengamatan sesuai dengan waktu yang
telah ditentukan.
3. Pemeliharaan Alat :
- Bersihkan bagian-bagian alat dari kotoran/lumut.
- Ganti air dan bersihkan panci paling sedikit dua minggu satu kali.
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
1. Taman
alat-alat Klimatologi adalah suatu taman dimana alat-alat pengukur unsur-unsur
iklim ditempatkan. Taman alat-alat Klimatologi terdapat pada setiap Stasiun
Klimatologi dan dibangun sedemikian rupa agar dapat beroperasi dengan baik
secara terus menerus paling sedikit 10 tahun.
2.
Sangkar meteorologi (Screen) adalah suatu tempat yang
digunakan untuk meletakkan alat-alat pengamatan cuaca permukaan seperti
termometer Bola Kering, Bola Basah, Termometer Maksimum dan Minimum dan alat
lain.
3.
Adapun alat yang terdapat di stasiun BMKG Indrapuri
yaitu :
·
Campell Stokes
·
Eppley Phyheliometer
·
Actinogradh Bimetal
·
Anemometer 6 m
·
Anemometer 2 m
·
Termometer tanah
·
Sangkar 0,2 m
·
Panci terbuka
·
Sangkar 1,2 m
·
Penangkar Hujan Helmen
·
Penangkar Hujan Biasa
4.
Pengamatan Suhu Udara Permukaan adalah pengukuran suhu
udara pada ketinggian 1,20 – 1,25 meter dari permukaan tanah, dengan satuan
suhu udara adalah 0C (Celsius), menggunakan alat pengukur suhu yaitu
Termometer. Selanjutnya suhu udara permukaan diamati dengan menggunakan
Termometer Bola Kering.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1983. Masalah dan Hasil Tanaman Padi Sawah.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Bogor. 65 p.
_______, 2004
Produktifitas Padi Menurut Propinsi, http://www.deptan.go.id
Sriworo B,Ir Msc, 2006, Tata Cara Tetap Pelaksanaan
Pengamatan dan Pelaporan Data Iklim dan Agroklimat, Badan Meteorologi
dan Geofisika, Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar